BAB
I
PENDAHULUAN
·
Latar belakang
Pendidikan dasar adalah pondasi dan
merupakan pendidikan yang melandasi pendidikan yang lebih tinggi. Berhasil
tidaknya seorang anak menempuh pendidikan yang tinggi tergantung pada berhasil
atau tidaknya para guru dan orang tua memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya. Dengan demikian begitu penting dan menentukannya pendidikan dasar ini
sebagai landasan untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, guru-guru bekerja sama dengan para orang tua murid harus dapat
memberikan pendidikan yang terbaik ditinjau dari kacamata kepentingan anak.
Yang
sering dilupakan oleh para guru maupun para orang tua bahwa untuk
keberhasilan sekolah anaknya cenderung dengan cara menjejalinya dengan
materi-materi pelajaran. Lebih celakanya lagi bila si anak sampai merasa lelah,
jenuh, trauma, yang akhirnya berontak sampai mogok belajar karena merasa berat
dengan beban belajar yang dipaksakan di luar kemampuan dan kemauan anak.
Harapan untuk mencapai suatu prestasi bisa jadi malah sebaliknya suatu
kegagalan yang didapat.
Perlu
dicermati bahwa anak adalah individu yang dinamis, bukan benda mati seperti
gelas yang siap untuk diisi air semau tuannya tanpa ekspresi. Anak adalah
seorang individu yang penuh potensi untuk dikembangkan secara bijaksana sesuai
bakat, minat, dan kemampuannya. Sebenarnya tidak sulit untuk mengembangkan dan
memupuk kemauan belajar siswa, asalkan guru maupun orang tua dapat melakukan
pendekatan-pendekatan yang tepat. Guru dan orang tua harus dapat menumbuhkan
motivasi dalam diri anak agar menyenangi hal-hal yang positif termasuk belajar.
Seorang anak yang telah tumbuh motivasi belajarnya, tanpa disuruh pun ia akan
giat belajar sendiri bahkan kita akan kewalahan memenuhi ajakan anaknya yang
mau belajar. Dan bila anak sudah semakin dewasa ia akan mempunyai semangat yang
tinggi serta tanggung jawab sendiri terhadap kewajiban belajarnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
·
STRATEGI MEMOTIFASI BELAJAR
motivasi
adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan
individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan
Adapun
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar anak adalah sebagai
berikut:
1. Jalin hubungan yang harmonis dengan
anak.
Hubungan
yang dekat dan harmonis dengan anak merupakan prasyarat untuk dapat mengenali
karakteristik anak yang penting dalam rangka memberikan motivasi belajar kepada
anak.
2. Kenali karakteristik anak.
Karakteristik
anak demikian unik, maksudnya bahwa tidak ada dua individu anak yang memiliki
karakteristik sifat, bakat, kemampuan yang sama. Itulah sebabnya, dalam
memberikan dorongan belajarnya pun harus disesuaikan dengan karakteristik anak
yang bersangkutan, sehingga anak tersebut akan meresponnya dengan perasaan
senang. Untuk dapat menanamkan agar anak memiliki motivasi belajar yang tinggi,
maka guru dan orang tua terlebih dahulu harus mengenali bakat, minat, dan
kemampuan seorang anak.
3. Tanamkan cara pandang yang positif
tentang manfaat belajar.
Cara
pandang adalah suatu kecenderungan seseorang dalam menginterpretasikan sesuatu
hal yang dapat menentukan suatu penilaian dan sekaligus mempengaruhi respon
kita terhadap sesuatu hal termasuk masalah belajar. Dengan cara pandang yang
positif terhadap manfaat belajar, maka seseorang akan memiliki motivasi belajar
yang tinggi.
4. Tumbuhkan cita-cita anak
setinggi-tingginya.
Dengan
tertanamnya suatu cita-cita yang tinggi mau tidak mau akan mendorong seseorang
untuk berupaya sekuat tenaga untuk mencapai apa yang dicita-citakannya. Dengan
tumbuhnya cita-cita pada seorang anak, maka akan menjadi pendorong untuk giat
belajar tanpa merasa terpaksa dan tertekan.
5. Ubah perspektif anak bahwa belajar
itu tidak sulit.
Banyak
terjadi kalah sebelum berperang. Bila seorang anak mendengar kata misalnya
"Pelajaran Matematika", biasanya langsung terbayang bahwa pelajaran
matematika itu suatu pelajaran yang sulit, dan bisa diduga untuk selanjutnya
anak menjadi enggan dan takut untuk belajar matematika. Padahal bila di atidak
memiliki gambaran yang negatif dan berupaya mempelajari pelajaran matematika
tersebut, bisa jadi dia sebaliknya akan menyenangi pelajaran matematika itu.
Oleh sebab itu, penting sekali kepada seorang anak diberikan gambaran bahwa
semua mata pelajaran itu tidak ada yang sulit bila kita mau mempelajarinya
dengan baik.
6. Layani dan fasilitasi belajar anak
dengan baik.
Guru
dan orang tua harus mengubah paradigma lama yang memandang bahwa guru dan orang
tua yang menentukan segala-galanya, dengan paradigma baru yang memposisikan
bahwa guru dan orang tua sebagai fasilitator yang bijaksana yang memfasilitasi
agar seorang anak dapat mengembangkan potensi dirinya baik sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Poin-poin
tersebut di atas harus dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang hingga
menjadi suatu kebiasaan dan menyatu dengan jiwa anak. Sehingga melalui
pendekatan-pendekatan seperti tersebut di atas, tujuan pendidikan nasional
tentang kecerdasan maupun sikap mental anak-anak bangsa sebagaimana diharapkan
akan tercapai secara optimal..
·
PENDEKATAN
DALAM PBM
contoh Metode blajar - Banyak definisi atau pengertian
tentang pendekatan belajar mengajar yang dikemukakan para ahli pendidikan.
Akibatnya banyak pula jenis-jenis pendekatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
dan keahlian para ahli tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam
pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Pendekatan pembelajaran tidaklah sama dengan metode, namun keduanya dapat
dipertukarkan, apakah menentukan metodenya terlebih dahulu kemudian
pendekatannya atau sebaliknya. Dengan demikian pendekatan lebih berperan
sebagai jembatan untuk sampai pada tujuan, sedangkan metode merupakan cara
untuk menyampaikan atau mengajarkan materi.
Terlihat pula bahwa unutk kesiapan mengajar dengan baik atau berhasil dituntut
memilih pendekatan yang cocok sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
1. Pendekatan Individual
Masing-masing anak didik mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari
satu anak didik dengan anak didik lainya. Perbedaan anak didik tersebut
memberikan wawasan pada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan
perbedaan anak didik. Pendekatan individual mempunyai arti yang saangat penting
bagi kepentingan pengajaran, pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini, pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan pendekatan
individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakuan
pendekatan ini terhadap anak didik dikelasnya.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina
dan mengembangkan sikap sosial anak didik karena anak didik adalah merupakan makhluk
yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok
diharapkan dapat ditumbug kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap
anak didik, mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang bada dalam diri
mereka masing-masing sehingga terbina sikap kesetiakawanan dikelas.
Dalam menerapkan pendekatan kelompok maka guru harus sudah mempertimbangkan
bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung ,
metode yang akan dipakai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik
memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu pendekatan
kelompok tidak bias dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan
hal-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
3. Pendekatan Bervariasi
Ketika
guru dihadapkan pada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan
berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang
dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi,
contohnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan
berbeda pemecahanya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.
Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh anak
didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang bias muncul dalam pengajaran
dengan berbagai motif, sehinggga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk
setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini ini sebagai alat yang
dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
4. Pendekatan
Edukatif
Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila
menggunakankekuasaan, karena hal itu akan merugikan pertumbuhan dan
perkembangan keperibadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah
dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan
yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak
didik agar menghargai norma hokum, norma social dan norma agama.
5. Pendekatan komunikatif
Pendekatan
ini banyak digunakan dalam pengajaran bahasa, yang mengarahkan pada tujuan
pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa
dibimbing unutk dapat menggunakan bahasa bukan sekedar mengetahui tentang
bahasa, tetapi bertujuan membentuk kompetensi yakni kemampuan menggunakan
bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
6. Pendekatan
kebermaknaan
Pendekatan ini dipandang paling cocok untuk mendukung tujuan utama
pengajaran bahasa Inggris. Beberapa konsep penting yang mendasari pendekatan
kebermaknaan ini adalah :
a.
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui
struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai
alat pengungkapan makna ( gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
b.
Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun situasi yang merupakan konsep
dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus
didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.
Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun
tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada
situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ajaran diakui keberadanya
dalam bentuk lisan maupun tertulis.
d.
Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut
sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar
berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
e.
Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
belajarnya, kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahwa
pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan , dengan kata lain
kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang
amat penting dalam keberhasilan belajar siswa.
f.
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa
jika hal itu berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan
pengalaman, minat, tata nilai dan masa depannya. Harus dijadikan pertimbangan
pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih
bermakna bagi siswa.
g.
Dalam prose belajar mengajar, siswa merupakan subjek utama dan bukan hanya
sebagai objek belaka. Oleh karena itu ciri-ciri dan kebutuhan mereka
dipertimbnagkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
h.
Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu
siswa mengembangkan keterampilan bahasanya. Dengan demikian untuk mencapai
tujuan mengembangkan keterampilan berbahsa Ingris yang dikehendaki, guru
hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan bahasa ingris
secara memadahi tanpa merasa bosan, meskipun ada pengulangan dalam mempraktekkan
hal-hal yang sama.
7. Pendekatan Konsep
Pendekatan ini merupakan pendekatan belajar bermakna dengan melalui
generalisasi konsep atau menghubung-hubungkan antar konsep sehingga lebih
bermakna.
Pendekatan konsep ini digunakan agar pemahaman siswa lebih bermakna tidak
berlepas-lepas sehingga bertahan dari ingatannya dan siswa benar-benar memahami
suatu konsep, ia akan menerapkan pada situasi baru.
8. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang mengharuskan siswa unutk
menemukan suatu generalisasi dari konsep-konsep yang sudah dipelajari, kemudian
menerapkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
9. Pendekatan Lingkungan
Dalam menggunakan pendekatan ini harus diperhatikan bahwa materi pelajaran
hendaknya mempunyai hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih
konkrit, mudah dipahami dan mengetahui manfaatnya. Pengajaran disesuaikan
dengan keadaan lingkungan ini mencakup semua benda dan keadaan-keadaan yang
mempengaruhi siswa.
10. Pendekatan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar
yang menekankan pada proses belajar mengajar yang mnekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran , nalar dan perbuatan secara
efisien dan effektif unutk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreatifitas.
·
METODA PROSES BELAJAR MENGAJAR
Metode dapat diartikan sebagai tehnik, cara atau prosedur.
Metode Pengajaran diartikan sebagai tekhnik atau cara penyajian materi dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap kegiatan, mengajar memerlukan
metoda yang tepat dan relevan untuk mencapai tujuan.
Sesungguhnya tidak ada metode mengajar yang dapat dikatagorikan paling tepat
bagi setiap kesempatan mengajar, karena itu kita harus selektif sehubungan
dengan pemilihan dan pengambilan keputusan tentang metode ini.
Pemilihan metode mengajar yang "tepat" ditentukan oleh berbagai
faktor :
a. Kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan metode
yang ditetapkanya.
b. Kebutuhan peserta didik, dalam segi apakah guru mengharapkan
peserta didik mengalami perubahan
c. Besarnya kelompok cocokkah metode yang dipilih untuk
kelompok yang akan dihadapi?
d. Tujuan pelajaran, apakah dengan metode yang dipilih akan
membantu tercapainya tujuan belajar ?
e. Kesesuaian dengan bahan pelajaran.
f. Fasilitas yang tersedia dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
g. Waktu yang tersedia.
h. Variasi pengalaman belajar.
i. Keterampilan tertentu dari peserta didik. Metode yang kita
tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian rupa dapat membangkitkan
keterampilan tertentu.
Macam-macam Metoda Proses Belajar Mengajar
1. Metoda Diskusi
Metode diskusi adalah metode
mengajar yang erat hubunganya dengan memecahkan masalah. Metode ini
lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok dan resitasi bersama.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan
masalah bersama.
d. Mengambil alternatif jawaban atau beberapa alternatif
jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan seksama
Keuntungan menggunakan metode diskusi adalah:
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan biasakan bersikap toleransi.
Kelemahan menggunakan metode diskusi adalah :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Tujuan penggunaan tehnik diskusi :
Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk
memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin
ada perbedan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda, hal ini
tidak jadi soal, soal pendapat itu logis dan mendekati kebenaran, jadi siswa
dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
2. Metoda Eksperimen
Metode eksperimen adalah satu cara
mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan dikelas dan dievaluasi oleh guru.Agar penggunaan tehnik eksperimeni
itu efisien dan efektif, perlu pelaksanaan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,
maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat dan
mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang
cukup lama sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap
perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi
kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat
terbatasnya suatu alat, sehingga masalh itu tidak bisa diadakan percobaan
karena alatnya belum ada.
3. Metoda Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu
cara mengajar dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi
menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 5 atau 7 siswa, mereka
berkerja sama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakna tugas tertentu dan
berusaha mencapai tujuan pengajar yang telah ditentukan oleh guru.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada :
a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya. Agar
penggunaanya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan
kelompok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan
alat-alat itu tidak mungkin
b. Kemampuan belajar siswa. Didalam satu kelas kemampuan
belajar siswa tidak sama, siswa yang pandai didalam bahasa Ingris, belum tentu
sama pandainya dalam pelajaran sejarah dengan adanya perbedaan kemampuan itu,
maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing.
c. Minat khusus. Setiap individu memiliki minat khusus yang
perlu dikembangkan, hal mana yang satu pasti berbeda dengan yang lain, tetapi
tidak menutup kemungkinan dibentuknya kelompok agar mereka dapat dibina dan
mengembangkan bersama minat khusus.
d. Memperbesar partisipasi siswa. Disekolah pada setiap kelas
biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa jumlah jam pelajaran
adalah sangat terbatas sehingga jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar
sekali untuk guru akan ikut sertakan setiap murid dalam kegiatan itu, karena
itu bila berkelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta
melaksanakan dan memecahkannya.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan. Didalam kelas bila guru
menghadapi suatu masalah yang meliputi bebagai persoalan, maka perlu
tugas membahas masing-masing kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan
dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang
diberikan itu.
f. Kerja sama yang efektif. Dalam kelompok siswa harus bisa
bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau
tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama
pula.
4. Metoda Demontrasi
Metode
demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/ tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas
dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses
yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi
yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat,1985).
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu
proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang
akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah,2000).
5. Metode Ceramah
Cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara
mengajar dengan ceramah, sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya
pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah, cara ini kadang-kadang membosankan,
maka dalam pelaksanaanya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya
penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid. Tujuan menggunakan
tehnik ceramah ialah agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau
persoalan tertentu.
6. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata ialah cara
mengajar yang dilaksanakn dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek
tertentu diluar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu sperti meninjau
pabrik sepatu, bengkel mobil
Tujuan dari tehnik karya wisata ialah :
a. Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman langsung dari
objek yang dilihatnya.
b. Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
c. Dapat bertanya jawab, mungkin dengan jalan demikian mereka
mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya agar nanti dapat mengambil
kesimpulan dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa
mata pelajaran.
Keunggulan tehnik karya wisata ialah :
a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh para petugas pada obek karya wisata itu, serta mengalami dan
menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara
individual maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan
sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencoba teori
dalam praktek.
Kelemahan dari tehnik karya wisata ialah :
a. Memerlukan biaya besar, karena jarak tempatnya sangat
jauh.
b. Memerlukan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah.
c. Guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan phisik
siswa untuk menempuh jarak tersebut.
7. Metode Foxfire
foxfire ialah merupakan metode
penugasan atau pemberian tugas kepada peserta didik untuk melakukan kajian
kemasyarakat kesuatu daerah, kemudian hasil kajian itu disusun dalam bentuk
laporan. Tentu saja materi penugasan tersebut adalah terkait dengan materi yang
diajarkan.
Tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan metode ini adalah :
1. Meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga
warisan sosial dan budaya masyarakat.
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pengumpulan
data
3. Meningkatkan kemampuan menulis.
Persyaratan untuk menerapkan metode foxfire adalah ;
a. Guru harus bersedia untuk bekerja sama dengan siswa
sebagai mentor yang membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswa.
b. Hasil kegiatan pengumpulan data harus diadminintrasikan
dengan baik untuk memudahkan pekerjaan
BAB
III
ABSTRASI
Motivasi
adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan
individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan . adapun upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk memotivasi belajar anak adalah sebagai berikut:
1. Jalin hubungan yang harmonis dengan
anak.
2. Kenali karakteristik anak
3. Tanamkan cara pandang yang positif
tentang manfaat belajar
4. Tumbuhka cita-cita anak setinggi
mungkin
5. Ubah perspektif anak bahwa belajar
itu tidak sulit.
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam pengolahan
pesan.
Pendekatan pembelajaran tidaklah sama dengan metode, namun keduanya dapat
dipertukarkan, apakah menentukan metodenya terlebih dahulu kemudian pendekatannya
atau sebaliknya. Dengan demikian pendekatan lebih berperan sebagai jembatan
untuk sampai pada tujuan, sedangkan metode merupakan cara untuk menyampaikan
atau mengajarkan materi.ada pun pendekatan-pendekat sbg :
1. Pendekatan individual
2. Pendekatan kelompok
3. Pendekatan bervariasi
4. Pendekatan edukatif
5. Pendekatan komunikatif
6. Pendekatan kebermaknaan
7. Pendekatan konsep
8. Pendekatan pemecahan masalah
9. Pendekatan lingkungan
10. Pendekatan proses
Metode
Pengajaran diartikan sebagai tekhnik atau cara penyajian materi dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap kegiatan, mengajar memerlukan
metoda yang tepat dan relevan untuk mencapai tujuan . Sesungguhnya tidak ada
metode mengajar yang dapat dikatagorikan paling tepat bagi setiap kesempatan
mengajar, karena itu kita harus selektif sehubungan dengan pemilihan dan
pengambilan keputusan .
Ada
pun Macam-macam Metoda Proses Belajar Mengajar
1.
Metode
diskusi
2.
Metode
eksperimen
3.
Metode
kerja kelompok
4.
Metode
demontrasi
5.
Metode
ceramah
6.
Metode
karya wisata
7.
Metode
foxfire
BAB
IV
PENUTUP
·
KESIMPULAN
Pendidikan dasar adalah pondasi dan
merupakan pendidikan yang melandasi pendidikan yang lebih tinggi. Berhasil
tidaknya seorang anak menempuh pendidikan yang tinggi tergantung pada berhasil
atau tidaknya para guru dan orang tua memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya. Dengan demikian begitu penting dan menentukannya pendidikan dasar ini
sebagai landasan untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, guru-guru bekerja sama dengan para orang tua murid harus dapat
memberikan pendidikan yang terbaik ditinjau dari kacamata kepentingan anak.
Yang
sering dilupakan oleh para guru maupun para orang tua bahwa untuk
keberhasilan sekolah anaknya cenderung dengan cara menjejalinya dengan
materi-materi pelajaran. Lebih celakanya lagi bila si anak sampai merasa lelah,
jenuh, trauma, yang akhirnya berontak sampai mogok belajar karena merasa berat
dengan beban belajar yang dipaksakan di luar kemampuan dan kemauan anak.
Harapan untuk mencapai suatu prestasi bisa jadi malah sebaliknya suatu
kegagalan yang didapat.
Banyak
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar anak yaitu :
1.
Jalin
hubungan dengan harmonis dengan anak
2.
Kenali
karakteristik anak
3.
Tanamkan
cara pandang yang positif tentang manfaat belajar
4.
Tumbuhka
cita-cita anak setinggi mungkin
5.
Ubah
perspektif anak bahwa belajar itu tidak sulit.
6.
Layani
fasilitas belajar aak dengan baik
DAFTAR
PUSTAKA
akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/