Rabu, 14 November 2012

dampak sosialisasi masyarakat bagi perkembangan pendidikan anak


BAB I
PENDAHULUAN
·         Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang dianugrahi akal pikiran dan memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta gejala-gejala alam, memiliki rasa tanggung jawab atas segala tingkah lakunya dan berakhlak. Dengan anugrah itulah yang menjadikan manusia sebagai makhluk mulia, dimana makhluk lain tidak memiliki keistimewaan tersebut.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal dan untuk memenuhi kebutuhannya.
manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
Guna meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang formal, informal maupun nonformal. Dalam kenyataannya, manusia menunjukkan bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri sudah berlangsung sejak zaman primitif. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orangtua dan anak.

BAB II
PEMBAHASAN

·         Pendidikan Dalam Sekolah
Dalam kehidupan modern lembaga pendidikan sekolah mempunyai peranan penting dalam dalm mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah yang seiring juga dipandanag sebagai lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, diserahi sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul orang tua dalam keluarga. Hal ini terjadi karena orang tua sudah kecil kemungkinan untuk dapat mendidik anaknya untuk menguasai berbagai kemampuan yang diperlukan dalam kehidupannya.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan orang tua tidak sanggup lagi untuk mendidik anaknya tentang berbagi pengetahuan dan kemampuan tersebut, untuk kemudian menyerahkan sebagian tugas dan tanggung jawabnya kepada guru yang menjadi pendidikan di sekolah. Sehubungan hal tersebut lembaga pendidikan sekolah yang bersifat formal mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak.
.
·         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial anak

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga 
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan        anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.

2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan   pendidikan(sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal,seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah,dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual ting

·         Pengaruh pendidikan terhadap perkembanga masyarakat

Secara garis besar berikut pengaruh pedidikan terhadap perkembangan masyarakat yaitu :

1.   Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat
Kecerdasan masyarakat umumnya dapat dikembangkan melalui berbagai program pendidikan di sekolah. Membaca, menulis, dan berhitung serta pengetahuan umum, merupakan pengetahuan dasar dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa, yang sudah sejak awal diberikan di sekolah, meskipun memerlukan pengembangan lebih lanjut.
Peran yang dimainkan oleh lembaga persekolahan terutama jalur pendidikan sekolah dalam peningkatan intelegensi atau kecerdasan anak didiknya, secara langsung dapat dipandang sebagai konstribusi lembaga pendidikan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa. Karena bagaimanapun akhirnya anak didik setelah keluar dari lembaga pendidikan  akan kembali sebagai warga masyarakat.
2.   Membawa Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat
Dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sangat diperlukan adanya pengetahuan baru, teknologi baru, dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan di persekolahan, di samping menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasidari pengetahuan, pemikiran, dan praktik-praktik baru, terutama yang dianggap fungsional dan relevan.
Materi atau program pendidikan yang demikian bias disebut sebagai transformasi bibit-bibit pembaharuanyang pada akhirnya akan berfungsi dalam masyarakat.
3.   Menciptakan Warga Masyarakat yang Siap dan Terbekali bagi Kepentingan Kerja di Lingkungan Masyarakat
Anak didik pada akhirnya kembali menjadi warga masyarakat. Maka dari itu, mereka memerlukan pekerjaan untuk menopang kehidupannya.
Untuk terjun ke dunia kerja, seseorang dituntut kesiapan tertentu, seperti skill dan sikap. Dengan berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikan sekolah dalam memberikan bekal-bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia kerja. Hal tersebut langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di masyarakat.
Berkenaan dengan itu, wajar jika kualifikasi pendidikan dijadikan salah satu pertimbangan dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi kerja di masyarakat.
4.  Memunculkan Sifat-Sifat Positif dan Konstruktif bagi Masyarakat, sehingga Tercipta Integrasi Sosial yang Harmonis di Tengah-tengah Masyarakat
Sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, sifat-sifat positif dan konstruktif yang diperlukan dalam hidup bernegara atau bermasyarakat senantiasa menjadi perhatian. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu bangsa atau masyarakat yang mendambakan keharmonisan dan keutuhan  (intergrasi) sosial dari kehidupan berbangsa dan berne


BAB III
PENUTUP
·         Kesimpulan
sekolah mempunyai peranan penting dalam dalm mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah yang seiring juga dipandanag sebagai lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, diserahi sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul orang tua dalam keluarga. Hal ini terjadi karena orang tua sudah kecil kemungkinan untuk dapat mendidik anaknya untuk menguasai berbagai kemampuan yang diperlukan dalam kehidupannya.
Ada pun factor –faktor yang mempengaruhi perkembangan social anak yaitu :
·         Keluarga
·         Kematangan anak
·         Stasus social ekonomi
·         Pendidikan
·         Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi


DAFTAR PUSTAKA






strategi mengajar untuk memotivasi anak dalam menempuh pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

·         Latar belakang
Pendidikan dasar adalah pondasi dan merupakan pendidikan yang melandasi pendidikan yang lebih tinggi. Berhasil tidaknya seorang anak menempuh pendidikan yang tinggi tergantung pada berhasil atau tidaknya para guru dan orang tua memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Dengan demikian begitu penting dan menentukannya pendidikan dasar ini sebagai landasan untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, guru-guru bekerja sama dengan para orang tua murid harus dapat memberikan pendidikan yang terbaik ditinjau dari kacamata kepentingan anak.

Yang sering dilupakan oleh para guru maupun para orang tua bahwa untuk keberhasilan  sekolah anaknya cenderung dengan cara menjejalinya dengan materi-materi pelajaran. Lebih celakanya lagi bila si anak sampai merasa lelah, jenuh, trauma, yang akhirnya berontak sampai mogok belajar karena merasa berat dengan beban belajar yang dipaksakan di luar kemampuan dan kemauan anak. Harapan untuk mencapai suatu prestasi bisa jadi malah sebaliknya suatu kegagalan yang didapat.

Perlu dicermati bahwa anak adalah individu yang dinamis, bukan benda mati seperti gelas yang siap untuk diisi air semau tuannya tanpa ekspresi. Anak adalah seorang individu yang penuh potensi untuk dikembangkan secara bijaksana sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. Sebenarnya tidak sulit untuk mengembangkan dan memupuk kemauan belajar siswa, asalkan guru maupun orang tua dapat melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat. Guru dan orang tua harus dapat menumbuhkan motivasi dalam diri anak agar menyenangi hal-hal yang positif termasuk belajar. Seorang anak yang telah tumbuh motivasi belajarnya, tanpa disuruh pun ia akan giat belajar sendiri bahkan kita akan kewalahan memenuhi ajakan anaknya yang mau belajar. Dan bila anak sudah semakin dewasa ia akan mempunyai semangat yang tinggi serta tanggung jawab sendiri terhadap kewajiban belajarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

·         STRATEGI MEMOTIFASI BELAJAR
motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan 
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar anak adalah sebagai berikut:
1.      Jalin hubungan yang harmonis dengan anak.
Hubungan yang dekat dan harmonis dengan anak merupakan prasyarat untuk dapat mengenali karakteristik anak yang penting dalam rangka memberikan motivasi belajar kepada anak.
2.      Kenali karakteristik anak.
Karakteristik anak demikian unik, maksudnya bahwa tidak ada dua individu anak yang memiliki karakteristik sifat, bakat, kemampuan yang sama. Itulah sebabnya, dalam memberikan dorongan belajarnya pun harus disesuaikan dengan karakteristik anak yang bersangkutan, sehingga anak tersebut akan meresponnya dengan perasaan senang. Untuk dapat menanamkan agar anak memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka guru dan orang tua terlebih dahulu harus mengenali bakat, minat, dan kemampuan seorang anak.
3.      Tanamkan cara pandang yang positif tentang manfaat belajar.
Cara pandang adalah suatu kecenderungan seseorang dalam menginterpretasikan sesuatu hal yang dapat menentukan suatu penilaian dan sekaligus mempengaruhi respon kita terhadap sesuatu hal termasuk masalah belajar. Dengan cara pandang yang positif terhadap manfaat belajar, maka seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
4.      Tumbuhkan cita-cita anak setinggi-tingginya.
Dengan tertanamnya suatu cita-cita yang tinggi mau tidak mau akan mendorong seseorang untuk berupaya sekuat tenaga untuk mencapai apa yang dicita-citakannya. Dengan tumbuhnya cita-cita pada seorang anak, maka akan menjadi pendorong untuk giat belajar tanpa merasa terpaksa dan tertekan.
5.      Ubah perspektif anak bahwa belajar itu tidak sulit.
Banyak terjadi kalah sebelum berperang. Bila seorang anak mendengar kata misalnya "Pelajaran Matematika", biasanya langsung terbayang bahwa pelajaran matematika itu suatu pelajaran yang sulit, dan bisa diduga untuk selanjutnya anak menjadi enggan dan takut untuk belajar matematika. Padahal bila di atidak memiliki gambaran yang negatif dan berupaya mempelajari pelajaran matematika tersebut, bisa jadi dia sebaliknya akan menyenangi pelajaran matematika itu. Oleh sebab itu, penting sekali kepada seorang anak diberikan gambaran bahwa semua mata pelajaran itu tidak ada yang sulit bila kita mau mempelajarinya dengan baik.
6.      Layani dan fasilitasi belajar anak dengan baik.
Guru dan orang tua harus mengubah paradigma lama yang memandang bahwa guru dan orang tua yang menentukan segala-galanya, dengan paradigma baru yang memposisikan bahwa guru dan orang tua sebagai fasilitator yang bijaksana yang memfasilitasi agar seorang anak dapat mengembangkan potensi dirinya baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Poin-poin tersebut di atas harus dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang hingga menjadi suatu kebiasaan dan menyatu dengan jiwa anak. Sehingga melalui pendekatan-pendekatan seperti tersebut di atas, tujuan pendidikan nasional tentang kecerdasan maupun sikap mental anak-anak bangsa sebagaimana diharapkan akan tercapai secara optimal..

·         PENDEKATAN DALAM PBM

contoh Metode blajar - Banyak definisi atau pengertian tentang pendekatan belajar mengajar yang dikemukakan para ahli pendidikan. Akibatnya banyak pula jenis-jenis pendekatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan keahlian para ahli tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Pendekatan pembelajaran tidaklah sama dengan metode, namun keduanya dapat dipertukarkan, apakah menentukan metodenya terlebih dahulu  kemudian pendekatannya atau sebaliknya. Dengan demikian pendekatan lebih berperan sebagai jembatan untuk sampai pada tujuan, sedangkan metode merupakan cara untuk menyampaikan atau mengajarkan materi.
Terlihat pula bahwa unutk kesiapan mengajar dengan baik atau berhasil dituntut memilih pendekatan yang cocok sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.

1.    Pendekatan Individual
Masing-masing anak didik mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainya. Perbedaan anak didik tersebut memberikan wawasan pada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik. Pendekatan individual mempunyai arti yang saangat penting bagi kepentingan pengajaran, pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini, pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan pendekatan individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakuan pendekatan ini terhadap anak didik dikelasnya.

2.    Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik karena anak didik adalah merupakan makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbug kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik, mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang bada dalam diri mereka masing-masing sehingga terbina sikap kesetiakawanan dikelas.
Dalam menerapkan pendekatan kelompok maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung , metode yang akan dipakai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu pendekatan kelompok tidak bias dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.

3.    Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan pada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi, contohnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda pemecahanya  dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang bias muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehinggga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk  kepentingan pengajaran.

4.    Pendekatan Edukatif
Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakankekuasaan, karena hal itu akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan keperibadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hokum, norma social dan norma agama.

5.    Pendekatan komunikatif
Pendekatan ini banyak digunakan dalam pengajaran bahasa, yang mengarahkan pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa dibimbing unutk dapat menggunakan bahasa bukan sekedar mengetahui tentang bahasa, tetapi bertujuan membentuk kompetensi yakni kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.

6.    Pendekatan kebermaknaan
 Pendekatan ini dipandang paling cocok untuk mendukung tujuan utama pengajaran bahasa Inggris. Beberapa konsep penting yang mendasari pendekatan kebermaknaan ini adalah :
            a.    Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna ( gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
            b.    Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
            c.    Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ajaran diakui keberadanya dalam bentuk lisan maupun tertulis.
            d.    Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
            e.    Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya, kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahwa pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan , dengan kata lain kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan belajar siswa.
            f.    Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika hal itu berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai dan masa depannya. Harus dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
            g.    Dalam prose belajar mengajar, siswa merupakan subjek utama dan bukan hanya sebagai objek belaka. Oleh karena itu ciri-ciri dan kebutuhan mereka dipertimbnagkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
            h.    Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasanya. Dengan demikian untuk mencapai tujuan mengembangkan keterampilan berbahsa Ingris yang dikehendaki, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan bahasa ingris secara memadahi tanpa merasa bosan, meskipun ada pengulangan dalam mempraktekkan hal-hal yang sama.

7.    Pendekatan Konsep
Pendekatan ini merupakan pendekatan belajar bermakna dengan melalui generalisasi konsep atau menghubung-hubungkan antar konsep sehingga lebih bermakna.
Pendekatan konsep ini digunakan agar pemahaman siswa lebih bermakna tidak berlepas-lepas sehingga bertahan dari ingatannya dan siswa benar-benar memahami suatu konsep, ia akan menerapkan pada situasi baru.

8.  Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang mengharuskan siswa unutk menemukan suatu generalisasi dari konsep-konsep yang sudah dipelajari, kemudian menerapkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

9.    Pendekatan Lingkungan
Dalam menggunakan pendekatan ini harus diperhatikan bahwa materi pelajaran hendaknya mempunyai hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih konkrit, mudah dipahami dan mengetahui manfaatnya. Pengajaran disesuaikan dengan keadaan lingkungan ini mencakup semua benda dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi siswa.

10.    Pendekatan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada proses belajar mengajar yang mnekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran , nalar dan perbuatan secara efisien dan effektif unutk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreatifitas.
·         METODA PROSES BELAJAR MENGAJAR
Metode dapat diartikan sebagai tehnik, cara atau prosedur. Metode Pengajaran diartikan sebagai tekhnik atau cara penyajian materi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap kegiatan, mengajar memerlukan metoda yang tepat dan relevan untuk mencapai tujuan.
Sesungguhnya tidak ada metode mengajar yang dapat dikatagorikan paling tepat bagi setiap kesempatan mengajar, karena itu kita harus selektif sehubungan dengan pemilihan dan pengambilan keputusan tentang metode ini.
Pemilihan metode mengajar yang "tepat" ditentukan oleh berbagai faktor :
a.    Kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan metode yang ditetapkanya.
b.    Kebutuhan peserta didik, dalam segi apakah guru mengharapkan peserta didik mengalami perubahan
c.    Besarnya kelompok cocokkah metode yang dipilih untuk kelompok yang akan dihadapi?
d.    Tujuan pelajaran, apakah dengan metode yang dipilih akan membantu tercapainya tujuan belajar ?
e.    Kesesuaian dengan bahan pelajaran.
f.    Fasilitas yang tersedia  dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
g.    Waktu yang tersedia.
h.    Variasi pengalaman belajar.
i.    Keterampilan tertentu dari peserta didik. Metode yang kita tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian rupa dapat membangkitkan keterampilan tertentu.

Macam-macam Metoda Proses Belajar Mengajar
1.    Metoda Diskusi
       Metode diskusi adalah metode mengajar yang erat hubunganya   dengan memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok dan resitasi bersama.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk
a.    Mendorong siswa berpikir kritis.
b.    Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c.    Mendorong siswa menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah bersama.
d.    Mengambil alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan seksama
Keuntungan menggunakan metode diskusi adalah:
a.    Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b.    Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat   secara konstruktif sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik.
c.    Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan biasakan bersikap toleransi.
Kelemahan menggunakan metode diskusi adalah :
a.    Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b.    Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c.    Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
d.    Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Tujuan penggunaan tehnik diskusi :
Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda, hal ini tidak jadi soal, soal pendapat itu logis dan mendekati kebenaran, jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.

2.    Metoda Eksperimen
       Metode eksperimen adalah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan dievaluasi oleh guru.Agar penggunaan tehnik eksperimeni itu efisien dan efektif, perlu pelaksanaan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.    Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b.    Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c.    Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d.    Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen.
e.    Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalh itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

3.    Metoda Kerja Kelompok
      Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 5 atau 7 siswa, mereka berkerja sama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakna tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajar yang telah ditentukan oleh guru.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada :
a.    Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya. Agar penggunaanya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan kelompok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan alat-alat itu tidak mungkin
b.    Kemampuan belajar siswa. Didalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama, siswa yang pandai didalam bahasa Ingris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah dengan adanya perbedaan kemampuan itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing.
c.    Minat khusus. Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan, hal mana yang satu pasti berbeda dengan yang lain, tetapi tidak menutup kemungkinan dibentuknya kelompok agar mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus.
d.    Memperbesar partisipasi siswa. Disekolah pada setiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas sehingga jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan ikut sertakan setiap murid dalam kegiatan itu, karena itu bila berkelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkannya.
e.    Pembagian tugas atau pekerjaan. Didalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi bebagai  persoalan, maka perlu tugas membahas masing-masing kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan itu.
f.    Kerja sama yang efektif. Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama pula.

4.    Metoda Demontrasi
       Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/ tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a.    Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b.    Proses belajar siswa  lebih terarah pada materi  yang sedang dipelajari.
c.    Pengalaman   dan   kesan   sebagai  hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat,1985).
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.    Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b.    Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c.    Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.    Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan  dipertunjukkan.
b.    Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c.    Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah,2000).
5.    Metode Ceramah
      Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah, sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah, cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid. Tujuan menggunakan tehnik ceramah ialah agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.

6.    Metode Karya Wisata
       Metode karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakn dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu sperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil
Tujuan dari tehnik karya wisata ialah :
a.    Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya.
b.    Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
c.    Dapat bertanya jawab, mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya agar nanti dapat mengambil kesimpulan dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Keunggulan tehnik karya wisata ialah :
a.    Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
b.    Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individual maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c.    Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencoba teori dalam praktek.
Kelemahan dari tehnik karya wisata ialah :
a.    Memerlukan biaya besar, karena jarak tempatnya sangat jauh.
b.    Memerlukan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah.
c.    Guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan phisik siswa untuk menempuh jarak tersebut.

7.   Metode Foxfire
      foxfire ialah merupakan metode penugasan atau pemberian tugas kepada peserta didik untuk melakukan kajian kemasyarakat kesuatu daerah, kemudian hasil kajian itu disusun dalam bentuk laporan. Tentu saja materi penugasan tersebut adalah terkait dengan materi yang diajarkan.
Tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan metode ini adalah  :
1.    Meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga warisan sosial dan budaya  masyarakat.
2.    Meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pengumpulan data
3.    Meningkatkan kemampuan menulis.
Persyaratan untuk menerapkan metode foxfire adalah ;
a.    Guru harus bersedia untuk bekerja sama dengan siswa sebagai mentor yang membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswa.
b.    Hasil kegiatan pengumpulan data harus diadminintrasikan dengan baik untuk memudahkan pekerjaan


BAB III
ABSTRASI

Motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan . adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar anak adalah sebagai berikut:
1.      Jalin hubungan yang harmonis dengan anak.
2.      Kenali karakteristik anak
3.      Tanamkan cara pandang yang positif tentang manfaat belajar
4.      Tumbuhka cita-cita anak setinggi mungkin
5.      Ubah perspektif anak bahwa belajar itu tidak sulit.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam pengolahan pesan.
Pendekatan pembelajaran tidaklah sama dengan metode, namun keduanya dapat dipertukarkan, apakah menentukan metodenya terlebih dahulu  kemudian pendekatannya atau sebaliknya. Dengan demikian pendekatan lebih berperan sebagai jembatan untuk sampai pada tujuan, sedangkan metode merupakan cara untuk menyampaikan atau mengajarkan materi.ada pun pendekatan-pendekat sbg :
1.      Pendekatan individual
2.      Pendekatan kelompok
3.      Pendekatan bervariasi
4.      Pendekatan edukatif
5.      Pendekatan komunikatif
6.      Pendekatan kebermaknaan
7.      Pendekatan konsep
8.      Pendekatan pemecahan masalah
9.      Pendekatan lingkungan
10.  Pendekatan proses
Metode Pengajaran diartikan sebagai tekhnik atau cara penyajian materi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap kegiatan, mengajar memerlukan metoda yang tepat dan relevan untuk mencapai tujuan . Sesungguhnya tidak ada metode mengajar yang dapat dikatagorikan paling tepat bagi setiap kesempatan mengajar, karena itu kita harus selektif sehubungan dengan pemilihan dan pengambilan keputusan .
Ada pun Macam-macam Metoda Proses Belajar Mengajar
1.      Metode diskusi
2.      Metode eksperimen
3.      Metode kerja kelompok
4.      Metode demontrasi
5.      Metode ceramah
6.      Metode karya wisata
7.      Metode foxfire


BAB IV
PENUTUP

·         KESIMPULAN
Pendidikan dasar adalah pondasi dan merupakan pendidikan yang melandasi pendidikan yang lebih tinggi. Berhasil tidaknya seorang anak menempuh pendidikan yang tinggi tergantung pada berhasil atau tidaknya para guru dan orang tua memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Dengan demikian begitu penting dan menentukannya pendidikan dasar ini sebagai landasan untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, guru-guru bekerja sama dengan para orang tua murid harus dapat memberikan pendidikan yang terbaik ditinjau dari kacamata kepentingan anak.
Yang sering dilupakan oleh para guru maupun para orang tua bahwa untuk keberhasilan  sekolah anaknya cenderung dengan cara menjejalinya dengan materi-materi pelajaran. Lebih celakanya lagi bila si anak sampai merasa lelah, jenuh, trauma, yang akhirnya berontak sampai mogok belajar karena merasa berat dengan beban belajar yang dipaksakan di luar kemampuan dan kemauan anak. Harapan untuk mencapai suatu prestasi bisa jadi malah sebaliknya suatu kegagalan yang didapat.
Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar anak yaitu :
1.      Jalin hubungan dengan harmonis dengan anak
2.      Kenali karakteristik anak
3.      Tanamkan cara pandang yang positif tentang manfaat belajar
4.      Tumbuhka cita-cita anak setinggi mungkin
5.      Ubah perspektif anak bahwa belajar itu tidak sulit.
6.      Layani fasilitas belajar aak dengan baik


DAFTAR PUSTAKA
akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/