Disini saya akan bercerita tentang organisasi yang ada di lingkungan rumah atau kampus.
Organisasi yang ada dilingkungan rumah tidak banyak hanya ada beberapa organisai seperti RT (rukun tetangga), RW (rukun warga), posyandu dan yayasan. Dan kebanyakan mayoritas anggotanya itu ibu-ibu dan bapak-bapak saja. Organisasi itu sendiri juga banyak mengadakan acara- acara yang positif seperti adanya tiap minggu pengajian, rapat pengurus , arisan dan bakti sosial.
Lalu organisasi yang ada dikampus saya itu lumayan banyak seperti adanya BEM , himsi , snap , padus , faris dan masih banyak lagi. Banyak dari organisasi tersebut yang mengadakan kegiatan positif seperti organisaai BEM (badan eksekutif mahasiswa) yang sering mengadakan acara atau kegiatan yang bermanfaat seperti diadakannya seminar dan worksop dan kegiatan itu sering sekali diikuti oleh banyak mahasiswa.
Sekian cerita organisai yang ada dilingkungan rumah dan kamus , mohon maap bila ada kesalahan.
Terimakasih
Sabtu, 22 Maret 2014
Tugas 3 makalah disiplin dan tanggung jawab
Tugas ke 3
Kelompok : 2
Nama Kelompok :
- Bayu Arya Pratama ( 1111386 )
- Claudia Febrina ( 11112639 )
- Irena Armalia Gicta ( 13112778 )
- Nurulita Dewi Hardiyanti ( 15112556 )
- Roy Yohanes Lumban Gaol ( 16112708 )
- Siti Karina Rachmawaty ( 17112059 )
· Pengertian
Disiplin
Konsep
disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang
berlaku dalam organisasi, yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas
dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan (Wursono;
1985). Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa suatu kedisiplinan penting
bagi suatu organisasi, sebab dengan adanya kedisiplinan akan dapat ditaati oleh
sebagian besar para karyawan dengan demikian adanya kedisiplinan tersebut
diharapkan pekerjaanakan dilakukan secara efektif. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan
tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito; 1982). Jadi dapat
ditegaskan bahwa dalam penetapan disiplin lebih ditekakan pada unsur kesadaran
dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan.
Disiplin
itu sendiri diartikan sebagai kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran
sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di dalam organisasi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomer 30 Tahun 1980 telah diatur secara jelas bahwa
kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh
setiap pegawai negeri merupakan bentuk disiplin yang tanamkan kepada
setiap pegawai negeri. Dalam buku Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang
dikeluarkan oleh Sekretaris Negara, disiplin merupakan ketaatan terhadap
peraturan dan norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
berlaku, yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin, sehingga timbul
rasa malu kena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan, tanpa paksaan dari luar. Sikap
dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itu bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat. Hal ni terkait dengan kemauan dan kemampuan
seseorang menyesuaikan interennya dan mengendalikan dirinya agar sesuai dengan
norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan sosial budaya setempat.
Dari pendapat dan uraian-uraian
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa apabila suatu organisasi ingin
mengusahakan agar kinerja karyawan meningkat, maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah menegakkan disiplin kerja pegawai.
Dalam menegakkan disiplin, unsur pemimpin diharapkan dapat selalu menciptakan, menegakkan, dan memelihara kedisiplinan
yang baik dari para anggota, sehingga produktivitas yang dinginkan dapat
terwujud.
Prawirosentono (1999: 31) mengemukakan bahwa
secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat
dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi di mana dia bekerja. Robert E. Quin Cs dalam Prawirosentono
(1999 : 32) mengatakan : “Discipline implies obedience and respect for the
agreement between the firm and its employee. Discipline also involves sanction
judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin
meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan
dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan
kepada pihak yang melanggar. Menurut Suradinata (1996: 150), disiplin pada
dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada
ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin
kerja, disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur
yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin
merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa
tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang
telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat
yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada
peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33)
menyebutkan unsur–unsur disiplin adalah sebagai berikut :
1.
Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan
hukum yang berlaku.
2.
Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama
muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan
dorongan dari luar dirinya.
3.
Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi,
mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
4.
Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar
ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan
memperbaiki tingkah laku.
5.
Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai
pedoman dan ukuran perilaku.
·
JENIS JENIS DISIPLIN
1.
Disiplin Preventif
Adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat
dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri karyawan. Dengan
cara ini karyawan menjaga disiplin diri mereka dan bukan karena suatu paksaan.
2.
Disiplin Korektif
Adalah kegiatan diambil untuk menangani pelenggaran terhadap aturan-aturan dan
mencoba menghindari pelanggaran-pelanggaran berikutnya. Kegiatan korektif
sering berupa sesuatu bentuk hukuman dan disebut tindakan kedisiplinan.
Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positf, bersifat mendidik dan
menilai, bukan tindakan negatif yang bersifat menjatuhkan. Secara umum tindakan
pendisiplinan adalah sebagai berukut :
a.
Untuk memperbaiki pelanggaran
b.
Untuk menghalangi karyawan lain
melakukan pelanggaran serupa
c.
Untuk menjaga berbagai standar agar tetap
konsisten dan efektif.
3.
Disiplin Progresif
Adalah kegiatan yang
memberikan hukuman-hukuman lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
berulang. Tujuannya memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengambil
tindakan korektif sebelum dikenakan hukuman yang lebih berat. Sebuah contoh
sistem disiplin progresif yang disusun atas dasar tingkat berat atau kasarnya
hukuman secara ringkas dapat ditujukan sebagai berikut :
a.
Teguran secara lisan oleh penyelia.
b.
Teguran tertulis dengan catatan
dalam file personalia.
c.
Skorsing dari pekerjaan satu sampai
tiga hari.
d.
Skorsing satu minggu atau lebih.
e.
Diturunkan pangkatnya.
f.
Dipecat.
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia
adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga bertanggung jawab
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya,
dan memberikan jawab
serta menanggung akibatnya.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung jawab atas kewajibannya. kadar penanggung jawabnnya adalah bila dalam ujian dia akan menerima hasil ujiannya apakah A, B, atau C.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung jawab atas kewajibannya. kadar penanggung jawabnnya adalah bila dalam ujian dia akan menerima hasil ujiannya apakah A, B, atau C.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain.
Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup
dalam lingkungan alam.
Macam – macam tanggung jawab :
1.
Tanggung
jawab terhadap diri sendiri. Contoh : Andi membaca
sambil berjalan, lalu ia terjatuh, akibatnya ia aharus beristirahat dirawat di
rumah dan tidak sekolah. konsekuensi tidak bersekolah dan tinggal dirumah
adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri.
2.
Tanggung
jawab terhadap keluarga. Contoh
: seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal dia harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya, walapun harus menjadi
pelacur sekalipun, karena demi memberikan kehidupan dan bertanggung jawab atas
ketiga anaknya.
3.
Tanggung jawab terhadap
masyarakat. Contoh
: seorang ketua RT yang menjabat saat itu di daerah tempat tinggalnya harus
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesejahteraan warganya. misalnya saja
bila pada saat hari raya qurban, ketua RT setempat harus sudah mempunyai data
warga miskin yang akan menerima santunan qurban. ketua RT juga harus sigap
membantu bilamana ada warganya yang meninggal dunia, lalu ketua RT juga
menggerakan ibu-ibu PKK ditempatnya untuk membangun pos kesejahteraan untuk
kesehatan, lingkungan dan pendidikan untuk warganya.
4.
Tanggung
jawab terhadap bangsa dan negara. Contoh : pada zaman penjajahan
dahulu, para pemuda Indonesia bertanggung jawab untuk membela negara, turut
berperang untuk memerdekakakn negara kesatua republik Indonesia. para pemuda
sangat ingin memiliki kebebasan dalam bernegara, maka para pemuda menanamkan
dalam hatinya mempunyai tekad yang kuat untuk membela negara dan bertanggung
jawab atas semua permasalahan yang ada di negara Indonesia.
5.
Tanggung jawab terhadap Tuhan. Contoh
: manusia telah di beri kehidupan yang sangat mencukupi dan layak. semua itu
atas pemberian sang pencipta yaitu Allah SWT. ALlah sangat pengasih, penyayang
dan pengampun. Allah pun tak meminta hal-hal yang menyusahkan manusia untuk
mewujudkan rasa bersyukur manusia terhadap semua kebaikan-Nya. Manusia hanya
diperintahkan untuk Shalat 5 waktu dan beramal sholeh, berbuat baik sesama
manusia dan berbuat baik kepada Allah SWT. semua yang diberikan ALlah SWT sudah
sepatutnya menimbulkan rasa tanggung jawab manusia kepada Allah SWT. tanggung
jawab untuk menunaikan semua yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan yang
dilarang-Nya. Tanggung jawab untuk menjalankan sholat 5 waktu dan amalan yang
baik lainnya. Menjaga alam yang sdah diciptakan, diberikan Allah dengan
sukarela, merawatanya untuk kehidupan selnjutnya adalah sebuah bentuk tanggung
jawab dan ungkapan rasa bersyukur yang tiada tara kepada sang pencipta yaitu
Allah SWT.
Diantara
banyaknya tanggung jawab tersebut, bahwa kita harus melakukan semua tanggung
jawab kita dengan iklas dan akan mendapatkan hak kita pada saat nya setelah
kita melakukan semua tanggung jawab kita.
Jumat, 21 Maret 2014
pengalaman berorganisasi yang pernah diikuti
Kali ini saya akan bercerita tentang organisasi apa saja yang pernah saya ikuti. Tidak banyak organisasi yang saya ikuti hanya beberapa.
Pertama kalinya saya mengikuti organisasi yaitu pada saat SD saat itu saya ikut pramuka di organisasi ini saya mendapatkan pengalaman dan pembelajaran bagaimana hidup mandiri dan bertanggung jawab . Apalagi pada saat berkemah kita diajarkan untuk lebih dekat dengan alam dan hidup mandiri.
Pada saat SMP saya pernah mengikuti organisasi teakwondo disitu saya banyak mengikuti perlombaan tidak hanya itu juga disitu saya juga diajarkan tentang kekompakan , kedisplinan dan kejujuran . Dan setelah masuk SMA saya juga mengikuti organosasi rohis , badminton walaupun organisaai rohis dan bandminton hanya ikut sebentar tapi saya dapat pengalaman dan pembelajaran yang belom saya dapatkan.
Semua organisasi memiliki manfaat yang postif untuk kehidupan sehari-hari karna kita akan punya banyak wawasan.
Pertama kalinya saya mengikuti organisasi yaitu pada saat SD saat itu saya ikut pramuka di organisasi ini saya mendapatkan pengalaman dan pembelajaran bagaimana hidup mandiri dan bertanggung jawab . Apalagi pada saat berkemah kita diajarkan untuk lebih dekat dengan alam dan hidup mandiri.
Pada saat SMP saya pernah mengikuti organisasi teakwondo disitu saya banyak mengikuti perlombaan tidak hanya itu juga disitu saya juga diajarkan tentang kekompakan , kedisplinan dan kejujuran . Dan setelah masuk SMA saya juga mengikuti organosasi rohis , badminton walaupun organisaai rohis dan bandminton hanya ikut sebentar tapi saya dapat pengalaman dan pembelajaran yang belom saya dapatkan.
Semua organisasi memiliki manfaat yang postif untuk kehidupan sehari-hari karna kita akan punya banyak wawasan.
Tugas ke 2 Teori Org. Umum 2#
Tugas
ke 2
Kelompok : 2
Nama Kelompok:
1.
Bayu Arya Pratama ( 1111386 )
2.
Claudia Febrina (11112639)
3.
Irena Armalia Gicta (
13112778 )
4.
Nurulita Dewi Hardiyanti (
15112556 )
5.
Roy Yohanes Lumban Gaol (
16112708 )
6.
Siti Karina Rachmawaty ( 17112059 )
Pengertian
dan Karakteristik Kelompok
Ada beberapa definisi dalam kelompok, antara lain :
“ sekumpulan
orang yang merasa terikat bersama dalam unit koheren pada beberapa tingkatan ”
“ dua atau lebih
orang yang berbagai definisi dan evaluasi yang serupa tentang diri mereka dan
bersikap berdasarkan definisi”
“ dua atau lebih
individu berinteraksi secara langsung, masing – masing peduli dengan
hubungannya dalam sebuah grup, masing – masing peduli dengan orang lainyang
menjadi anggota grup, dan masing – masing peduli dengan ketergantunganpositif
mereka sehingga mereka dapat berusaha mencari tujuan bersama ”
“ dua atau lebih
individu yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan – tujuan
tertentu ”
Karakteristik
Kelompok
Sebuah kelompok (group) didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok formal, (formal group) adalah kelompok-kelompok yang didefinisikan oleh
struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukkan penugasan
kerja. Sebaliknya, kelompok informal (informal
group) adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun secara
organisasional.
Kelompok-kelompok komando dan tugas ditentukan oleh organisai formal, sementara
kelompok-kelompok kepentingan dan persahabatn merupakan perhimpunan informal.
Kelompok komando (command group) ditentukan oleh grafik
organisasi. Kelompok terdiri atas indivindu-indivindu yang melapor secara
langsung kepada seorang manajer.
Kelompok tugas (task group), juga ditentukan secara organisasional., mewakili
mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi,
batasan-batasan sebuah kelompok tugas tidak terbatas secara hierarkis pada
atasan langsungnya. Kelompok tersebut dapat memotong hubungan-hubungan komando.
Orang yang mungkin tergabung dalam kelompok komando atau kelompok tugas yang
sama ataupun yang tidak, dapat bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan yang
menjadi kepentingan masing-masing orang. Hal ini disebut sebagai kelompok
kepentingan (interest group).
Tahap – Tahap Pembentukan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan
terstandar dalam evolusi mereka. Kita menyebut urutan ini model 5 tahap
perkembangan kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa tidak semua
kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang
berguna untuk memahami perkembangan kelompok. Dalam bagian ini, kita
mendeskripsikan model umum yang terdiri atas 5 tahap tersebut dan sebuah model
alternatif untuk kelompok – kelompok sementara dengan tenggang waktu.
1.
MODEL LIMA TAHAP
Model lima tahap perkembangan
kelompok ( five – stage group – development model ) menyebutkan karakteristik
perkembangan kelompok dalam 5 tahap yang berbeda : pembentukan, timbulnya
konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan pembubaran.
a. Tahap
pertama, pembentukan ( forming ) , memiliki karakteristik besarnya
ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Para
anggotanya ‘menguji kedalaman air’ untuk menentukan jenis-jenis perilaku yang
dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri
mereka sebagai dari kelompok.
b. Tahap
kedua ,
timbulnya konflik ( storming stage ) adalah suatu daya konflik intra kelompok.
Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat
penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap
setian indivindu.
c. Tahap
ketiga adalah tahap dimana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut
menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan
identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisai (norming stage) ini
selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah
mengasimilasi serangkaian ekspetasi umum definisi yang benar atas perilaku
anggota.
d. Tahap
keempat adalah berkinerja ( performing ). Pada titik ini struktur telah
sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling
mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
e. Tahap
kelima adalah pembubaran ( adjourning stage ) . dalam tahap ini, kelompok
tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi
tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian
diarahkan untuk menyelesaikan aktifitas – aktifitas. Kebanyakan orang yang
menginterpretasikan model lima tahap tersebut berasumsi bahwa sebuah kelompok
semakin efektif seiring kelompok tersebut bergerak melalui empat tahap pertama.
Meskipun asumsi ini mungkin secara
umum besar, apa yang membuat sebuah kelompok efektif adalah lebih kompleks dari
yang dikenali oleh model ini. Dibawah kondisi tertentu, konflik tingkat tinggi
mungkin baik untuk kinerja kelompok yang tinggi. Jadi kita dapat berharap untuk
menemukan situasi dimana kelompok – kelompok dalam tahap dua berpenampilan
lebih baik dibandingkan mereka yang berada dalam tahap tiga dan empat.
Kadang kadang pada kenyataannya,
beberapa tahapan berjalan pada waktu yang bersamaan, seperti ketika kelompok
mengalami konflik dan tampil pada waktu yang sama. Bahkan suatu kelompok
terkadang mundur ke tahap sebelumnya. Jadi pendukung yang paling kuat dari
model ini sekalipun tidak mengasumsikan bahwa semua kelompok mengikuti proses
lima tahap secara tepat atau bahwa tahap empat selalu yang paling diinginkan.
Keunggulan Pengambilan Keputusan
Kelompok
Kelompok dapat menghasilkan informasi
dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan menjumlahkan sumber-sumber daya dari
beberapa individu, kelompok membawa lebih banyak masukan ke dalam proses
pengambilan keputusan. Selain masukan yang lebih banyak, kelompok dapat membawa
heterogenitas ke dalam proses pengambilan keputusan. Mereka menawarkan semakin
meningkatnya keragaman pandangan.
Hal ini membuka kesempatan terhadap
lebih banyak pendekatan dan alternatif untuk dipertimbangkan. Akhirnya,
kelompok dapat meningkatkan penerimaan atas sebuah solusi. Banyak keputusan
gagal setelah pilihan terakhir dibuat karena orang – orang tidak dapat menerima
solusi tersebut. Anggota kelompok yang berpartisipasi dalam mengambil sebuah
keputusan kemungkinan akan mendukung keputusan tersebut dengan antusias dan
mendorong orang lain untuk menerimanya.
Kekuatan
Team Work
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja
kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya.
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan
pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer
di tim.
Dalam
sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau
tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya.
Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan
bersama.
Saling
mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork.
Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi
perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya
terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan
dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari
bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya. Berikut
poin-poin teamwork yang baik:
- Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
- Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
- Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
- Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
- Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
- Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
- Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
- Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
- Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
- Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
- Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
- Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Sejumlah sifat kelompok menunjukkan
hubungan terhadap kinerja. Persepsi peran, norma, perbedaan status, ukuran
kelompok, dan kekohesifan merupakan beberapa contoh yang menonjol.
KRITERIA EFEKTIVITAS
|
INTERAKSI
|
TUKAR PILIHAN
|
NOMINAL
|
ELEKTRONIK
|
Jumlah dan kualitas ide
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tekanan sosial
|
Tinggi
|
Rendah
|
Menengah
|
Rendah
|
Biaya uang
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Kecepatan
|
Menengah
|
Menengah
|
Menengah
|
Menengah
|
Orientasi tugas
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Potensi untuk konflik antar personal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Menengah
|
Rendah
|
Komitmen pada solusi
|
Tinggi
|
Tidak dapat diterapkan
|
Menengah
|
Menengah
|
Pengembangan kekohesifan kelompok
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Menengah
|
Rendah
|
Terdapat sebuah hubungan positif antara
persepsi peran dan evaluasi kinerja seorang karyawan. Tingkat kesesuaian yang
ada antara persepsi atas pekerjaan yang dilakukan karyawan dan atasan mempengaruhi
tingkat dimana karyawan tersebut akan dinilai sebagai pekerja yang efektif oleh
atasan. Hingga tingkat dimana persepsi peran karyawan memenuhi ekspetasi peran
atasan, karyawan tersebut akan menerima evaluasi kinerja yang lebih tinggi.
Norma mengendalikan perilaku anggota
kelompok dengan menetapkan standar benar atau salah. Norma – norma dari suatu
kelompok dapat membantu menjelaskan perilaku para anggotanya bagi para manajer.
Ketika norma mendukung hasil yang tinggi, para manajer dapat mengharapkan
kinerja indivindual jauh lebih tinggi dibandingkan ketika norma kelompok
mengarah untuk menghambat hasil. Dengan cara serupa, norma yang mendukung
perilaku antisosial meningkatkan kemungkinan bahwa indivindu-indivindu akan
terlibat dalam aktifitas-aktifitas menyimpang di tempat kerja.
Ketidaksetaraan status menciptakan frustasi serta dapat merugikan produktifitas
dan kesediaan untuk tetap bersama dalam sebuah organisasi. Diantara para
indivindu yang sensitif terhadap kesetaraan, ketidaksesuaian mungkin akan
menyebabkan motivasi yang menurun dan usaha yang meningkat untuk mencari
cara-cara membawa keadilan (yaitu, menerima pekerjaan ini). Selain itu , karena
orang-orang berstatus rendah cenderung untuk kurang berpatisipasi dalam diskusi-diskusi
kelompok, kelompok yang dikarakteristikan oleh perbedaan status tinggi di
antara para anggotanya kemungkinan akan menghambat masukan dari para anggota
berstatus lebih rendah dan menurunkan potensi mereka.
Dampak dari ukuran terhadapnkinerja kelompok bergantung pada jenis tugas dimana
kelompok tersebut terlibat. Kelompok yang lebih besar lebih efektif untuk
mencari fakta. Kelompok yang lebih kecil lebih efektif pada tugas-tugas untuk
melakukan tindakan.
Kepuasan dalam hubungan persepsi peran
kinerja, kesesuaian yang tinggi antara seorang atasan dan karyawan terhadap
persepsi pekerjaan karyawan menunjukan asosiasi yang signifikan dengan kepuasan
kerja karyawan yang tinggi . dengan cara serupa, konflik peran diasosiasikan
dengan ketegangan yang disebabkan oleh pekerjaan dan ketidakpuasan pekerja.
Sebagian besar orang menyukai untuk berkomunikasi dengan orang-orang di tingkat
status mereka sendiri atau yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang berada
dibawah mereka. Sebagian hasilnya, kita seharusnya mengharapkan kepuasan yang
lebih tinggi diantara para karyawan yang pekerjaannya meminimalkan interaksi
dengan indivindu-indivindu yang mempunyai status lebih rendah dari pada mereka
sendiri.
Hubungan ukuran kelompok kepuasan
adalah sesuatu yang akan diharapkan seseorang secara intuitif, kelompok yang
lebih besar diasosiasikan dengan kepuasan yang lebih rendah. Seiring ukuran
yang semakin besar, kesempatan untuk berpatisipasi dan interaksi sosial
menurun, juga kemampuan dari para anggota untuk mengidentifikasikan diri dengan
pencapaian kelompok. Memiliki lebih banyak anggota kelompok juga mendorong
perselisihan, konflik, dan pembentukan subkelompok, yang seluruhnya membuat
kelompok tersebut menjadi satu kesatuan yang kurang nyaman bagi seseorang untuk
menjadi bagian dari kelompok tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)